Blog Resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Laman

Senin, 16 September 2019

Rumput Liar Jilid I : Pertanian dan Peradaban: Menjajaki sejarah pertanian dan pengaruhnya terhadap kebudayaan






RUMPUT LIAR "Ruang Masif Seputar Literasi Agriculture"

Fasilitator: Refal putra ariandi
Hari/Tanggal : Jumat, 23 Agustus 2019
Pukul : 15:00 WITA - Selesai
Tempat : Pelataran BEM KEMA Faperta Unhas
Tema :  


Pertanian dan Peradaban: menjajaki sejarah pertanian dan pengaruhnya terhadap kebudayaan
        Pertanian adalah manifestasi kebudayaan/peradaban manusia yang keberadaannya dewasa ini tidak lepas dari sejarah perkembangan kebudayaan/peradaban manusia sejal zaman purbakala.
Sebelum berkembanganya kegiatan pertanian hingga saat sekarang, pada mulanya manusia hanya pemburu-pengumpul dan bertempat tinggal tidak menetap (nomaden). Peralihan dari memburu-pengumpul menjadi produsen pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jared diamond dalam maha karyanya bedil, kuman dan baja menjelaskan bahwa faktor yang menjadi awal peralihan masyarakat pemburu pengumpul menuju produsen pangan adalah ketersediaan bahan untuk dikonsumi mulai berkurang (tanaman liar mulai berkurang dan hewan liar mulai banyak memunah), kemampuan masyarakat pemburu pengumpul dalam membuat teknologi sederhana misalnya alat pemecah biji, serta pertambahan populasi yang semakin banyak. 

Pada mulanya tanaman yang pertama kali didomestifikasi oleh masyarakat pemburu pengumpul adalah tanaman gandum didaerah bulan sabit subur atau mesopotamia. Peradaban kuno mesopotamia melahirkan kebudayaan yang memengaruhi kemajuan pesat di bidang pertanian kuno. Mesopotamia atau sering disebut daerah bulan sabit subur merupakan daerah awal perkembangan pertanian. Dari penilitan para ilmuwan daerah bulan sabit subur memiliki iklim yang dingin dan sejuk serta musim panas yang kering cocok untuk tanaman tahunan. Hal lain yang menjadi landasan empirik adalah ketersediaan tanaman padia-padian terutama gandum sudah sangat melimpah. 

Hadirnya pertanian hingga hari sangat berpengaruh dalam kehidupan bahkan peradaban. Kemajuan peradaban suatu bangsa salah satu penunjangya adalah dari hasil pertanian. Peradaban mesopotamia misalnya yang menjadi daerah awa perkembangan pertanian.  Pada saat itu ekonomi kota berkembang dengan berlandaslkan teknologi pertanian yang berkiblat pada kuil-kuil sebagai pusat kekuasaan. Surplus yang terjadi telah  menciptakan lembaga ekonomi dan mengembangkan sistem administrasi dan  akuntansi yang didukung oleh terciptanya tulisan-tulisan yang merupakan  awal kebudayaan. Pengaruh perkembangan pertanian yang menciptakan  surplus tersebut merembes ke Siria, Mesir, India, dan Cina. Komoditas yang  diusahakan ketika itu antara lain gandum, barlai, kurma, zaitun, dan anggur.  Kebudayaan kuno dari Mesopotamia, Sumeria, Babilonia, Asiria, Chaldea, telah merangsang perkembangan pertanian yang lebih kompleks dengan  penggunaan teras-teras dan saluran irigasi. Reruntuhan menunjukkan sisa  teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang beririgasi. Empat ribu tahun  yang lalu saluran irigasi dari bata dengan sambungan beraspal membantu  mengairi areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk memberi  pangan penduduknya. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman.

Di era modern sekarang dengan  canggihnya teknologi pertanian semakin memberikan pengaruh besar terhadapa pembangunan suatu bangsa. Pendapatan devisa negara khususnya di indonesia memberikan andil yang cukup besar, data BPS tahun 2018 menunjukkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai angka 3,7% dari 3,5% yang menjadi target capaian.
 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Pages - Menu