RUMPUT LIAR "Ruang Masif Seputar Literasi Agriculture"
Fasilitator: Refal putra ariandi
Hari/Tanggal : Jumat, 23 Agustus 2019
Pukul : 15:00 WITA - Selesai
Tempat : Pelataran BEM KEMA Faperta Unhas
Tema :
Pertanian dan Peradaban: menjajaki sejarah pertanian dan pengaruhnya terhadap kebudayaan
Pertanian adalah manifestasi kebudayaan/peradaban manusia
yang keberadaannya dewasa ini tidak lepas dari sejarah perkembangan kebudayaan/peradaban
manusia sejal zaman purbakala.
Sebelum berkembanganya kegiatan pertanian hingga saat sekarang,
pada mulanya manusia hanya pemburu-pengumpul dan bertempat tinggal tidak
menetap (nomaden). Peralihan dari memburu-pengumpul menjadi produsen pangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jared diamond dalam maha karyanya bedil, kuman
dan baja menjelaskan bahwa faktor yang menjadi awal peralihan masyarakat pemburu
pengumpul menuju produsen pangan adalah ketersediaan bahan untuk dikonsumi mulai
berkurang (tanaman liar mulai berkurang dan hewan liar mulai banyak memunah),
kemampuan masyarakat pemburu pengumpul dalam membuat teknologi sederhana misalnya
alat pemecah biji, serta pertambahan populasi yang semakin banyak.
Pada mulanya tanaman yang pertama kali didomestifikasi oleh
masyarakat pemburu pengumpul adalah tanaman gandum didaerah bulan sabit subur
atau mesopotamia. Peradaban kuno mesopotamia melahirkan kebudayaan yang
memengaruhi kemajuan pesat di bidang pertanian kuno. Mesopotamia atau sering disebut
daerah bulan sabit subur merupakan daerah awal perkembangan pertanian. Dari
penilitan para ilmuwan daerah bulan sabit subur memiliki iklim yang dingin dan
sejuk serta musim panas yang kering cocok untuk tanaman tahunan. Hal lain yang
menjadi landasan empirik adalah ketersediaan tanaman padia-padian terutama gandum
sudah sangat melimpah.
Hadirnya pertanian hingga hari sangat berpengaruh dalam kehidupan
bahkan peradaban. Kemajuan peradaban suatu bangsa salah satu penunjangya adalah
dari hasil pertanian. Peradaban mesopotamia misalnya yang menjadi daerah awa
perkembangan pertanian. Pada saat itu
ekonomi kota berkembang dengan berlandaslkan teknologi pertanian yang berkiblat
pada kuil-kuil sebagai pusat kekuasaan. Surplus yang terjadi telah menciptakan lembaga ekonomi dan mengembangkan
sistem administrasi dan akuntansi yang
didukung oleh terciptanya tulisan-tulisan yang merupakan awal kebudayaan. Pengaruh perkembangan
pertanian yang menciptakan surplus
tersebut merembes ke Siria, Mesir, India, dan Cina. Komoditas yang diusahakan ketika itu antara lain gandum,
barlai, kurma, zaitun, dan anggur. Kebudayaan
kuno dari Mesopotamia, Sumeria, Babilonia, Asiria, Chaldea, telah merangsang
perkembangan pertanian yang lebih kompleks dengan penggunaan teras-teras dan saluran irigasi.
Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras,
taman-taman dan kebun-kebun yang beririgasi. Empat ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan
sambungan beraspal membantu mengairi
areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk memberi pangan penduduknya. Pada tahun 700 SM sudah
dikenal 900 tanaman.
Di era modern sekarang dengan canggihnya teknologi pertanian semakin
memberikan pengaruh besar terhadapa pembangunan suatu bangsa. Pendapatan devisa
negara khususnya di indonesia memberikan andil yang cukup besar, data BPS tahun
2018 menunjukkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai angka 3,7% dari 3,5% yang
menjadi target capaian.
0 komentar:
Posting Komentar