Blog Resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Laman

Senin, 16 September 2019

[FORMAL] Forum Intelektual Jilid I




[FORMAL]
Forum Intelektual
"Bedah Buku 'How the World Work' karya Noam Chomsky dan Jurnal oleh Muh Ilmi Ikhsan Sabur,
Kamis 5 September 2019,
Pukul 16:00 WITA - Selesai,
Tempat : Pelataran Sekretariat BEM KEMA Faperta Unhas



“Kawanan yang terpesona” yang digambarkan Chomsky sebagai orang-orang yang pasif, patuh pada otoritas, dan terbuai. Jumlah mereka banyak, Chomsky memperkirakan sekitar 80% penduduk bumi adalah kawanan-kawanan terpesona. Media, pendidikan, sampai adaptasi kultur adalah yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya komunitas ini. Mungkin juga saya atau Anda adalah bagian dari kawanan yang terpesona. Kalaupun iya, setidaknya setelah mengetahui bagaimana dunia bekerja dan memperluas cakrawala pengetahuan, kita perlahan melepaskan diri dari zona ini.
Amerika Serikat yang keluar sebagai pemenang Perang Dunia II menjadikannya memiliki power yang luar biasa. Wilayah-wilayah yang tunduk dalam pengaruh AS disebut sebagai “Grand Area” yang kemudian dibagi menjadi tiga, yaitu wilayah industrialisasi di Eropa, sumber minyak dari Timur Tengah, dan negara dunia ketiga yang kaya akan sumber daya sebagai pemasok bahan mentah. Tujuan AS tidak lain untuk menjaga stabilitas kekuasannya, perusahaan raksasa, dan kelas atas. Ada dua peran AS dalam mewujudkan tujuan tersebut, yang pertama mengamankan domain-domain kekuasaan terhadap Grand Area dan mengorganisasi subsisidi publik untuk industri teknologi tinggi dalam pembuatan peralatan militer.

Ancaman terbesar terhadap kekuasaan AS adalah ultranasionalisme atau yang diartikan Chomsky sebagai keinginan untuk meningkatkan standar hidup seluruh masyarakat negara-bangsa. Munculnya ultranasionalisme ini bisa lahir dari banyaknya masyarakat-masyrakat yang memiliki standar hidup tidak layak dan menciptakan keinginan untuk menciptakan standar hidup yang lebih baik. AS tentu tak ingin negara yang tunduk kepada mereka terlepas, apalagi bila negara itu terbilang miskin karena akan membakar semangat negara-negara yang memiliki sumber daya lebih kaya.

Intervensi dilakukan AS agar bisa tetap menjaga stabilitas. Mulai dari yang bersifat ekonomi sampai pada aksi represif yang berujung pada kudeta pemerintah. Melalui organisasi internasional seperti International Monetary Funds (IMF) dengan agenda liberalisasinya yang mensyarakatkan anggotanya untuk membuka kran sebesar-besarnya bagi perusahaan raksasa menanam modal di negara dunia ketiga. Alih-alih membantu negara berkembang, secara tidak langsung mengeruk sumber daya dengan memelintir “perdagangan” menjadi trasfer antar firma. Perusahaan raksasa membangun pabrik di negara dunia ketiga dengan sumber daya yang kaya yang mudah didapat dan tenaga kerja murah, kemudian hasilnya dibawa kembali ke AS kemudian dijual dengan menempelkan brand. Agenda liberalisasi ini menegaskan garis tatanan kelas masyarakat antara kelas atas dan kelas bawah. Negara-negara yang dianggap menentang akan diintervensi melalui tindak represif. Untuk gerakan-gerakan kecil akan diurus oleh polisi, dan bila tidak bisa diatasi akan menggunakan militer. AS membangun hubungan yang baik dengan militer di negara dunia ketiga, bahkan kadang menggunakan kekuatan militer untuk mengudeta pemerintahan sebuah negara.

Banyak kasus intervensi AS terhadap negara dunia ketiga yang diungkap Chomsky. Misalnya, penyiksaan di El Savador yang membumihanguskan organisasi kerakyatan dengan membunuh, memperkosa, dan memenggal keluarga-keluarga anggota dari kelompok tersebut. Begitu juga dengan kasus di represif Nikaragua, Panama, Perang Vietnam, dan Perang Teluk. Sampai hari ini kasus Israel versus Palestina Liberation Organization (PLO) masih tak berujung karena adanya campur tangan AS dalam dewan keamanan PBB.

Apa yang bisa dilakukan? Chomsky mengatakan bahwa ini perjuangan yang tidak mudah tapi juga tidak mustahil. Setidaknya kita sudah bisa memahami persoalan dan mulai mengorganisasi diri. Bertindak sendirian tidak akan berhasil sehingga perlu menghimpun orang-orang yang mengingingkan perubahan.

Refrensi:
Chomsky, N. 2016. How the World Works. Diterjemahkan oleh Tia Setiadi. Yogyakarta: Bentang Pustaka
 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Pages - Menu