[FORMAL]
Forum Intelektual
"Bedah Buku 'How the World Work' karya Noam Chomsky dan Jurnal oleh Muh Ilmi Ikhsan Sabur,
Kamis 5 September 2019,
Pukul 16:00 WITA - Selesai,
Tempat : Pelataran Sekretariat BEM KEMA Faperta Unhas
“Kawanan yang
terpesona” yang digambarkan
Chomsky sebagai orang-orang yang pasif, patuh pada otoritas, dan terbuai.
Jumlah mereka banyak, Chomsky memperkirakan sekitar 80% penduduk bumi adalah
kawanan-kawanan terpesona. Media, pendidikan, sampai adaptasi kultur adalah
yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya komunitas ini. Mungkin juga saya
atau Anda adalah bagian dari kawanan yang terpesona. Kalaupun iya, setidaknya
setelah mengetahui bagaimana dunia bekerja dan memperluas cakrawala
pengetahuan, kita perlahan melepaskan diri dari zona ini.
Amerika Serikat yang
keluar sebagai pemenang Perang Dunia II menjadikannya memiliki power yang luar
biasa. Wilayah-wilayah yang tunduk dalam pengaruh AS disebut sebagai “Grand
Area” yang kemudian dibagi menjadi tiga, yaitu wilayah industrialisasi di
Eropa, sumber minyak dari Timur Tengah, dan negara dunia ketiga yang kaya akan
sumber daya sebagai pemasok bahan mentah. Tujuan AS tidak lain untuk menjaga
stabilitas kekuasannya, perusahaan raksasa, dan kelas atas. Ada dua peran AS
dalam mewujudkan tujuan tersebut, yang pertama mengamankan domain-domain
kekuasaan terhadap Grand Area dan mengorganisasi subsisidi publik untuk
industri teknologi tinggi dalam pembuatan peralatan militer.
Ancaman terbesar
terhadap kekuasaan AS adalah ultranasionalisme atau yang diartikan
Chomsky sebagai keinginan untuk meningkatkan standar hidup seluruh masyarakat
negara-bangsa. Munculnya ultranasionalisme ini bisa lahir dari banyaknya
masyarakat-masyrakat yang memiliki standar hidup tidak layak dan menciptakan
keinginan untuk menciptakan standar hidup yang lebih baik. AS tentu tak ingin
negara yang tunduk kepada mereka terlepas, apalagi bila negara itu terbilang
miskin karena akan membakar semangat negara-negara yang memiliki sumber daya
lebih kaya.
Intervensi dilakukan AS
agar bisa tetap menjaga stabilitas. Mulai dari yang bersifat ekonomi sampai
pada aksi represif yang berujung pada kudeta pemerintah. Melalui organisasi
internasional seperti International Monetary Funds (IMF) dengan agenda
liberalisasinya yang mensyarakatkan anggotanya untuk membuka kran
sebesar-besarnya bagi perusahaan raksasa menanam modal di negara dunia ketiga.
Alih-alih membantu negara berkembang, secara tidak langsung mengeruk sumber
daya dengan memelintir “perdagangan” menjadi trasfer antar firma. Perusahaan
raksasa membangun pabrik di negara dunia ketiga dengan sumber daya yang kaya
yang mudah didapat dan tenaga kerja murah, kemudian hasilnya dibawa kembali ke
AS kemudian dijual dengan menempelkan brand. Agenda liberalisasi ini
menegaskan garis tatanan kelas masyarakat antara kelas atas dan kelas bawah.
Negara-negara yang dianggap menentang akan diintervensi melalui tindak
represif. Untuk gerakan-gerakan kecil akan diurus oleh polisi, dan bila tidak
bisa diatasi akan menggunakan militer. AS membangun hubungan yang baik dengan
militer di negara dunia ketiga, bahkan kadang menggunakan kekuatan militer
untuk mengudeta pemerintahan sebuah negara.
Banyak kasus
intervensi AS terhadap negara dunia ketiga yang diungkap Chomsky. Misalnya, penyiksaan
di El Savador yang membumihanguskan organisasi kerakyatan dengan membunuh,
memperkosa, dan memenggal keluarga-keluarga anggota dari kelompok tersebut.
Begitu juga dengan kasus di represif Nikaragua, Panama, Perang Vietnam, dan
Perang Teluk. Sampai hari ini kasus Israel versus Palestina Liberation
Organization (PLO) masih tak berujung karena adanya campur tangan AS dalam
dewan keamanan PBB.
Apa yang bisa
dilakukan? Chomsky mengatakan bahwa ini perjuangan yang tidak mudah tapi juga
tidak mustahil. Setidaknya kita sudah bisa memahami persoalan dan mulai
mengorganisasi diri. Bertindak sendirian tidak akan berhasil sehingga perlu
menghimpun orang-orang yang mengingingkan perubahan.
Refrensi:
Chomsky, N. 2016. How the World Works. Diterjemahkan
oleh Tia Setiadi. Yogyakarta: Bentang Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar